Tawuran, Merusak Generasi Muda

Oleh: Arizha Septiano Rahman







Tawuran secara sederhana mempunyai arti, sebuah tindakan anarkis yang dilakukan oleh dua kelompok atau lebih dalam bentuk perkelahian atau pertengkaran masal (kumparan.com). Tawuran sering kali terjadi dikalangan remaja Indonesia. Banyak remaja yang terlibat dalam tawuran. Hal ini tentu sangat menyedihkan. 

Tawuran merugikan lingkungan sekitar, bahkan ada yang kehilangan nyawa, baik pelaku mau pun orang lain yang tidak terlibat sama sekali. Tawuran biasanya terjadi karena adanya perselisihan antar kelompok remaja atau antar geng. Pemicu lainnya, bisa karena rasa kesetiakawanan, melihat temannya diperlakukan tidak baik oleh remaja atau geng lain. Pergaulan juga menjadi salah satu faktor utama yang memicu terjadinya tawuran.

Tawuran merupakan salah satu bentuk pergaulan bebas yang didasari oleh pemikiran jangka pendek dan berujung maut (kompasiana.com). Tawuran bisa terjadi di siang maupun malam hari. Hal ini sangat meresahkan warga sekitar karena sering kali merusak fasilitas umum dan lingkungan sekitar sepertu rumah – rumah warga. 
Biasanya tawuran dilakukan oleh remaja labil yang masih mencari jati diri dan terpengaruh oleh pergaulan yang tidak baik. Dalam upaya mencegah terjadinya tawuran, peran orang tua sangat diperlukan untuk mengawasi anakanya supaya tidak terpengaruh oleh pergaulan bebas.

Berangkat dari kondisi di atas, penulis akan membahas apa dampak negative tawuran terhadap individu, keluarga, dan masyarakat secara luas? Bagaimana peran orang tua dalam mencegah kasus tawuran? Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tawuran remaja?

Dampak negative tawuran . Pertama, bagi individu. Tawuran dapat menyebabkan luka fisik bagi individu seperti luka gores, sobek, anggota tubuh terputus bahkan sampai kehilangan nyawa. Tindak kekerasan yang dilakukan baik sebagai pelaku maupun saksi dapat mempengaruhi kesehatan mental. Rasa bersalah, stress dan penyesalan dapat menghantui pelaku sepanjang hidup. Pelaku tawuran meskipun masih remaja, bisa terjerat hukum. Menurut pasal 170 KUHP ancaman pidana maksimum 5 tahun 6 bulan penjara

Kedua, bagi keluarga. Para remaja pelaku tawuran remaja dapat merusak nama baik keluarga sehingga menyebabkan keluargta mendapatkan stigma negative dari masyarakat. 
Orang tua yang memiliki anak yang terlibat dalam tawuran akan mengalami stress menghadapi berbagai masalah, seperti masalah hukum, sosial dan finansial. Jika ada anggota keluarga yang luka luka akibat tawuran, maka keluarga harus menanggung biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Ketiga, bagi masyarakat. Tawuran menciptakan suasana yang tidak aman bagi masyarakat sekitar. Masyarakat menjadi khawatir akan keselamatan diri mereka. Seringkali, tawuran mengakibatkan kerusakan fasilitas umum seperti taman, warung atau bahkan rumah warga. 

Hal ini tentu saja merugikan masyarakat secara kolektif. Kejadian tawuran dapat merusak citra suatu daerah atau lingkungan, terutama jika terjadi secara berulang. 
Terhadap hal di atas, maka peran orang tua dalam mencegah tawuran sangatlah penting, sekaligus menjadi langkah awal untuk mencegahnya. Mengikuti data survey nasional remaja, remaja yang memiliki hubungan yang baik dengan orang tua cenderung memiliki perilaku yang lebih positif dan lebih jarang terlibat dalam tindakan kekerasan seperti tawuran. 

Peran orang tua yang efektif dalam mencegah tawuran diantaranya, pertama, komunikasi yang efektif, sebagai orang tua kita bisa ciptakan suasana di mana anak merasa nyaman untuk berbagi pikiran dan perasaan mereka. Berikan perhatian penuh kepada anak supaya anak merasa leluasa untuk mencurahkan isi hati dan perasaanya.

Kedua, Pendidikan  Karakter. Orang tua harus menanamkan nilai yang baik seperti empati, toleransi dan nilai nilai agama. Tunjukan  perilaku yang sesusai dengan nilai nilai yang diajarkan. Jelaskan kepada anak, bahaya dan dampak negatif dari tawuran.

Ketiga, Pemantauan dan Pengawasan. Selalu awasi dan kenali teman teman dalam pergaulannya. Orang tua juga harus selalu memantau aktivitas dari anak supaya membuat anak tidak berperilaku diluar aturan.
Langkah lain sebagai upaya untuk mengatasi tawuran remaja. Orang tua senantiasa bisa memantau segala aktivitas dari anak dan mengawasi pergaulannya supaya anak tidak terjerumus kedalam hal hal yang negatif.

Pihak sekolah dapat mengadakan kegiatan yang dapat menyalurkan hobi dari anak seperti, ekstrakulikuler dan komunitas atau organisasi positif. Sekolah bisa membuat kebijakan seperti setiap anak wajib  ikut minimal satu ekskul dan satu organisasi. Hal ini membuat anak dapat bergaul dengan teman–teman baru dan menyalurkan bakat dan minat anak
Keempat, pemerintah hendaknya membuat kebijakan yang lebih tegas untuk mendukung pencegahan dan penanganan tawuran remaja. Setiap penegak hukum harus memperkuat penjagaan di kawasan yang rawan terjadinya tawuran dan lebih sering melakukan patrol baik siang maupun malam hari untuk mengurangi resiko terjadinya tawuran.

Dari persoalan di atas, dapat disimpulkan, tawuran merupakan perilaku kenakalan remaja yang sangat merugikan, baik pelaku maupun lingkungan.  Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mencegah. 
Kita harus mampu mencegah terjadinya tawuran supaya tidak merusak generasi muda Indonesia. Solusi solusi yang dapat mengatasi tawuran remaja adalah, pertama, dari diri sendiri, kita harus menjaga pergaulan dan menyalurkan  hobi atau emosi nagtif maupun postif kedalam hal hal yang bermanfaat seperti, olahraga, ekstrakulikuler di sekola dan ikut dalam organisasi 

Kedua, dari sekolah, bisa membuat kegiatan kegiatan mampu meningkatkan minat dan bakat siswa seperti ekstrakulikuler seni, olimpiade dan olahraga. Sekolah dapat membuat kebijakan  sepertimewajibkan siswa memilih minimal dua ekstrakulikuler. Hal ini dapat mengurangi resiko terjadinya tawuran.

Ketiga, dari keluarga, bisa memberi perhatian lebih kepada anak supaya menciptakan suasana nyama bagi anak untuk mencurahkan isi pikiran dan perasaanya kepada orang tua. membuat aturan yang tegas seperti tidak boleh pulang lebih dari jam 09.00 malam dan selalu memberi kabar dan mengkomunikasikan segala kegiatan yang akan dilakukan ke orang tua.

Keempat, dari pemerintah, bisa membuat kebijaka  yang dapat menekan terjadinya tawuran seperti pemberian penyuluhan anti tawuran dan bahaya tawuran ke sekolah, meluncurkan program program pencegahan kekerasan di sekolah dan di lingkungan sekitar. 
Kelima, membuat tim khusus pencegahan tawuran disertai dengan nomor yang dapat dihubungi oleh masyarakat apabila melihat adanya tawuran. (Penulis adalah pelajar SMAN 3 Padang, peserta Pelatihan Menulis di SMAN 1 Padang)

0 Komentar