Jakarta ( Indomen) - Ratusan warga Jenin di Tepi Barat, Palestina, terpaksa meninggalkan rumah mereka pada Kamis (23/1/2025) setelah pesan peringatan dari drone dengan pengeras suara menyuruh mereka untuk mengungsi.
Hal ini terjadi di tengah operasi militer besar yang memasuki hari ketiga di kota tersebut. Operasi itu mencakup penghancuran sejumlah rumah di kamp pengungsi Jenin.
Operasi ini dilakukan dengan dukungan kendaraan militer dalam jumlah besar, helikopter, dan drone. Operasi tersebut dimulai seminggu setelah gencatan senjata di Gaza, yang menjadi momen pertama pertukaran tawanan Israel dengan tahanan Palestina sejak gencatan singkat pada November 2023.
Pejabat Israel mengatakan bahwa operasi ini ditujukan untuk mengatasi kelompok militan yang didukung Iran di kamp pengungsi Jenin, yang selama bertahun-tahun menjadi pusat aktivitas kelompok bersenjata Palestina.
"Kami harus bersiap untuk melanjutkan operasi di kamp Jenin agar membawanya ke situasi yang berbeda," kata Letnan Jenderal Herzi Halevi, Kepala Militer Israel, dalam pernyataannya, dilansir Reuters.
x operasinya, buldoser lapis baja Israel meratakan jalan, membuat pergerakan warga semakin sulit. Namun, banyak warga tetap meninggalkan rumah mereka di tengah ancaman kekerasan yang meningkat.
Beberapa warga mengaku mendengar peringatan dari drone untuk mengosongkan area tersebut. Hussam Saadi, seorang remaja berusia 16 tahun, mengatakan, "Kemarin, kami tidak ingin pergi. Kami tetap di rumah. Tapi hari ini, mereka mengirim drone ke lingkungan kami dan menyuruh kami meninggalkan kamp, mereka bilang akan meledakkannya."
Namun, pihak militer Israel membantah memberikan perintah kepada warga untuk meninggalkan rumah mereka. Mereka menyatakan, "Kami memungkinkan setiap warga yang memilih untuk keluar dari area ini melakukannya melalui jalur yang aman dan terorganisir dengan perlindungan dari pasukan keamanan Israel."
Di tengah operasi, suara tembakan dan dengungan konstan dari drone terdengar di atas kamp pengungsi. Jalanan kota tampak sepi dengan sedikit aktivitas warga.
Rekaman yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan pasukan mereka meledakkan apa yang tampak sebagai bahan peledak yang ditanam di jalan.
Pada Rabu malam, pasukan Israel menewaskan dua pria bersenjata yang bersembunyi di sebuah bangunan di Burqin, dekat Jenin, setelah baku tembak. Keduanya dicurigai terlibat dalam serangan awal bulan ini di dekat desa Palestina al-Funduq, yang menewaskan tiga warga Israel.
Kelompok bersenjata Hamas mengklaim kedua pria tersebut sebagai anggota sayap militernya, yang memiliki kehadiran kuat di kamp pengungsi Jenin, tempat yang dihuni oleh keturunan warga Palestina yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka selama perang Timur Tengah 1948.
Adapun sejak dimulainya operasi, 12 warga Palestina dilaporkan tewas dan 40 lainnya terluka, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Operasi ini menjadi yang ketiga kalinya dalam kurun waktu 2 tahun terakhir di Jenin dan mendapat peringatan dari Prancis dan Yordania terkait risiko eskalasi kekerasan di Tepi Barat, yang telah mengalami lonjakan kekerasan sejak awal perang di Gaza.
Selain reaksi dari Prancis dan Yordania, komunitas internasional mendesak semua pihak untuk menghindari peningkatan konflik lebih lanjut di kawasan tersebut.( I.C
0 Komentar