Kepala Dinas Pertanian Bukittinggi Melwizardi : Belum Ditemukan Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)Pada Sapi

 



Bukittinggi ( Indomen )- Alhamdulillah, kia belum menemukan kasus terseebut,dan kita telah lakukan pengawasan dan pemeriksaan ternak yang dilakukan tenaga medik yang ada serta para medis veteriner yang bertugas di rumah potong Hewan,jadi tidak ada penutupan RPH Bukittinggi,kata Kepala Dinas Pertanian Bukittinggi Melwizardi, Senin ( 16/5) ketika dimintakan penjelasanya seputar maraknya kasuus PMK ( Penyakit mulut dan KUK) pada ternak sapi termask di Sumbar.

 Merebaknya kasus klinis penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di beberapa provinsi di Pulau Jawa maupun Sumatera, Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi menginstruksikan langkah antisipasi guna menangkal penyebaran penyakit mulut dan kuku di wilayah Sumatera Barat.

 Melalui Surat Edaran No: 559/ED/GSB 2022 pada Kamis, (12/5), Gubernur meminta pemerintah kabupaten dan kota untuk segera membentuk gugus tugas penanganan wabah PMK, disertai optimalisai peran pejabat otoritas veterniter dan dokter hewan lewat unit respon cepat pengendalian penyakit mulut dan kuku.

Namun hal ini belum mempengaruhi harga daging di Kota Bukittinggi, Rumah Potong Hewan (RPH) di Buukittinggi  masih beroperasi seperti biasa.


 Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pertanian Bukittinggi Melwizardi memastikan RPH masih beroperasi seperti biasa, hanya saja dengan pengawasan yang lebih ketat.

“Kondisi ini belu mempengaruhi harga daging di pasaran masih bertahan di Rp 150 ribu per kilogram, stok daging juga masih mencukupi, kalaupun stok berkurang nanti akan dikoordinasikan dengan Bulog dan Dinas Pertanian,” kata dia.

Sebelumnya, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, drh. Erinaldi, menyatakan empat ekor ternak sapi yang ada di Pasar Ternak Palangki, Sijunjung terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).(sfr)

0 Komentar